[FanFiction] 0330 - U-Kiss

by - October 16, 2011

Annyeong moduyaaa! Ini aku mau re-post FanFiction yang dulu aku post di blog yang lama ^^ 

ATTENTION!!
DON’T COPY WITHOUT PERMISSION!!
DON’T BE SILENT READER!!
GOMAWO ^^
Tittle : 0330
Author : Annisa Fitri
Cast :
- Member U-Kiss
- Annisa Fitri a.k.a Park Ni Rin
Genre :
- Romance
- Friendship


-Eli-
03:30
Hampir semua member U-Kiss masih terlelap dalam tidurnya. Tenggelam dalam mimpi mereka masing-masing. Ku perhatikan satu persatu wajah mereka. Wajah mereka tampak sangat polos saat tidur. Terlebih wajah si magnae Dongho, tak hanya polos, wajahnya terlihat seperti anak kecil.
Sulit dipercaya. Anak dengan wajah sepolos itu mempunyai sebuah kenangan yang cukup pahit baginya.
-author-
Yo listen up,
This is my tragic story,
Just to break in my heart,

Dongho menatap butiran-butiran air yang jatuh ke bumi. Hujan turun cukup deras sore itu. Membuatnya tidak bisa pulang ke dorm U-Kiss karena ia tidak membawa payung. Dongho terus menanti hujan berhenti disalah satu pinggiran gedung sekolah. Sesekali ia basahi tangannya dengan air hujan itu. Hingga sebuah kenangan kembali melintas dalam benaknya bagaikan sebuah kaset yang diputar ulang.
-Dongho-
Baru saja aku melangkahkan kakiku keluar gedung sekolah tiba-tiba turun hujan. Aku segera berlari ke salah satu pinggiran gedung sekolah untuk berteduh.
“Aish, kenapa tiba-tiba hujan?!” batinku.
Aku mengacak-acak rambutku yang basah. Ku tengadahkan tanganku di bawah butiran-butiran air itu. Tenyata hujan turun cukup deras.Haish!
Sesaat kemudian ku lihat seorang gadis berlari menuju ke arahku. Aku sangat kaget. Gadis itu? Kembali lagi?

Aku masih belum bisa melupakanmu.
Aku terus memikirkanmu.
Aku sangat merindukanmu.
Aku tak bisa tidur sepanjang malam.

Ia menatapku sekilas. Badannya basah terkena air hujan. Ia berusaha menyingkirkan butiran-butiran air yang menempel pada jas sekolahnya.
Ku ambil sebuah handuk kecil dari dalam tas ku lalu ku berikan padanya. Tampaknya dia agak ragu menerima handuk dariku. Tapi akhirnya dia ambil juga untuk mengelap badannya yang basah.
Entah kenapa aku merasa aneh saat dekat dengan gadis ini.

Hujan sudah mereda. Aku mengajak Park Ni Rin ke dorm U-Kiss. Ya, Park NI Rin adalah gadis yang berteduh bersamaku tadi.
Sesampainya di dorm aku dan NiRin menjemur sepatu dan jas kami yang basah.
“Tunggu sebentar, aku akan buatkan coklat panas untuk menghangatkan tubuh kita.” Ujarku.
“Mianhe oppa, aku sudah merepotkanmu.” NiRin membungkukan badannya.
“Gwenchana, kamu duduk disini dulu ya.” aku menegakkan kembali tubuh NiRIn lalu menuju dapur.
Saat menuju menuju dapur aku berpapasan dengan AJ dan Eli.
“Nugu?” tanya AJ.
“Nugu?” Dongho balik bertanya karena merasa bingung.
“Kamu bicara dengan siapa?” tanya Eli dengan dengan bingung.
“Oh, dia NiRin. Apa hyung lupa dengannya?“ jawabku sambil beralalu meninggakan kedua hyungku menuju dapur.
-author-
“Aish! Kenapa anak kecil itu?!” Ujar Eli dengan kesal.
“Hhh… Dia masih belum bisa melupakannya.”  Ujar AJ.
“Kau tau kan, apa yang aku takutkan?” Eli melirik AJ.
“Ne, aku tau.” Jawab AJ singkat.
-Dongho-
“Hei, maaf ya lama.” Ujarku sambil memberikan segelas coklat panas pada NiRin.
“Oh, ne oppa. Gomawo.” Dia menundukkan kepalanya.
“Minumlah, agar badanmu jadi lebih hangat,”
“Ne.” jawabnya singkat lalu meminum coklat panas yang kuberikan.
Ah, yeoja ini. Kenapa aku selalu gugup saat dekat dengannya. Wajahnya sangat manis.
Aku merasakan sesuatu yang aneh tiap dekat dengannya. Aku jatuh cinta pada gadis ini dari dulu.
Ya, I think Im falling in love with her.
Tapi entah kenapa, perasaanku jadi hancur saat mengingat kenyataan yang sebenarnya.

Bunyi hujan memukul jendela hatiku.
Tempat yang kau tinggalkan.
Aku sangat merindukanmu.
Bayangan punggungmu.
Saat kamu berjalan melewati hujan.

Hujan turun lagi. Kaca didekatku menjadi berembun.
Aku membuat love sign dengan jariku dikaca tersebut.
Namun, saat NiRin menoleh, aku hapus love sign itu.
Mukaku menjadi merah, seperti tomat.

“Oppa, sudah lama kita tidak bermain piano bersama.” ujar NiRin saat melihat sebuah piano di dorm.
Ya, dulu aku sering memainkan piano ini bersamanya.
“Aku merindukan saat-saat kita bermain piano bersama dulu.” tambahnya
“Nado, bagaimana kalau sekarang kita memainkan piano ini bersama lagi?” tawarku.
“Ayo oppa.” Jawabnya dengan semangat.
Beberapa menit ku mainkan piano ini. Terasa ada yang hilang.
Perasaanku sungguh tak enak.
-author-
“Anak itu.” Gumam Soohyun saat melihat Dongho bermain piano.
“Kita harus mengingatkan magnae.” Ujar Kisseop.
“Tenanglah, kita harus bisa mengerti perasaannya.” Soohyun berusaha menenangkan Kisseop.
“Ini sudah melewati batas, anak itu bisa jadi gila kalau begini terus.” Kisseop tampak sangat kesal.
Disisi lain, didekat jendela Hoon juga mengamati si magnae.
“Kasihan anak itu, aku tak tega melihatnya.” Gumamnya.

Aku tak bisa melakukan apa-apa lagi.
Aku menyesal.
Maafkan aku.
Aku berharap kau kembali.
Aku tak bisa.
Aku tak bisa melewati ini.
Aku tak bisa melewati hari-hari tanpamu.
Air mataku mengalir dari mataku.
Dapatkah aku melupakanmu.
Sampai kapan aku seperti ini.

Dongho melangkahkan kakinya menuju tempat telfon. Ia terlihat memutar nomor lalu bicara. Kadang ia terlihat tertawa sendiri. NiRin NiRin NiRin. Ya, kedengarannya dia selalu menyebut nama itu saat telefon.
Sementara itu, semua hyungnya terus memperhatikannya.
“Sudah cukup! Anak itu benar-benar gila!” ujar Eli sambil berjalan menghampiri Dongho.
“Tenanglah, jangan kasar! Kita harus bisa ngertiin perasaan dia!.” Kevin berusaha mencegah Eli.
Tapi usahanya sia-sia. Eli tetap menghampiri Dongho. Disusul oleh Kisseop.
“Cukup!!” bentak Eli sambil merebut gagang telefon dari Dongho.
“Kembalikan hyung!” Dongho berusaha merebut kembali gagang telfon itu.
“Sudahlah, kamu harus tenang! Dia sudah nggak ada! Sadarlah!” Kisseop berusaha menenangkan Dongho.
“Haish! Ngomong apa kalian ini!!” Dongho berjalan meninggalkan kedua hyungnya dengan perasaan kesal.

Aku selalu memikirkan kamu tiap malam.
Aku tak bisa tidur.
Mengapa hidupku menunjukkan cinta.
Jarak antara kita terpisah.

Kevin dan Soohyun berusaha menahannya. Tapi Dongho terus berjalan.
Sesaat kemudian dia berhenti. Dongho merenungi semua kata-kata Kisseop tadi.
“NiRin sudah tidak ada.” Gumamnya.
“Kami tahu perasaanmu, kamu sangat menyayanginya, tapi sadarlah, dia sudah tidak ada. Jangan buat dirimu tersiksa seperti itu.” AJ menasihati Dongho.
“ Ingat masih ada semua hyungmu disini yang menyayangimu.” Tambah Eli.

Lupakan.
Lupakan semua kenangan buruk kita.
Maaf.
Hanya maaf yang bisa ku katakan.

Suasana menjadi hening.
“Mianhe, aku sangat bodoh! Aku belum bisa melupakannya, aku sangat menyayanginya. Sampai-sampai aku tak sadar ada kalian hyungku yang selalu menyayangiku dan mengkhawatirkanku. Mianhe.” Ujar Dongho.
“Sudahlah, kami mengerti, kamu harus berusaha menerima kenyataannya.” Ujar Kisseop.
“Ingatlah masih ada kami disini yang selalu menyayangimu.” Tambah Soohyun.
“Ne , mianhe hyung. Aku sangat bodoh.” Ujar Dongho.
“Yaa, kembalilah seperti dulu, Dongho yang selalu ceria, tidak pernah murung.” Kevin mengacak rambut magnae.
“Ya aku akan kembali seperti dulu hyung, aku akan berusaha menerima kenyataan ini.”
Dongho menampakkan senyumnya yang manis.

Sekarang semua akan baik-baik saja.
Kita mulai hidup baru.
Lupakan semua kenangan buruk

You May Also Like

0 comments

mari berkicauuu...~