Teman Tak Terlihat
Saat itu aku berpapasan denganmu. Kamu menyapa orang disebelahku. Tetapi aku... seperti biasa seperti tak terlihat. Tunggu, seperti biasa? Ah, aku baru sadar ternyata sudah sering kamu seperti itu. Entah memang kau sengaja atau tidak, tapi itu sudah sering. Salahkah kalau aku menyimpulkan itu memang kau sengaja?
Setelah kuputar kembali ingatanku tentang dirimu, baru ku sadar kau pernah melakukan hal yang lebih buruk dari sekedar tak melihatku saat berpapasan. Saat itu, saat malam mulai menjemput senja, aku masih dengan seragam lengkapku menunggu taksi didekat sekolah untuk pulang. Kemudian kau datang, bersama teman-temanmu. Beberapa diantara mereka menyapaku, mengobrol denganku, sedangkan kau? Sibuk menanggapi yang lain dan aku tak terlihat lagi.
Belakangan ini aku bingung. Dalam maya kita bisa dibilang akrab, sedang dalam nyata kita bagaikan orang asing. Banyak ceritamu yang mengalir kepadaku didalam maya. Dan aku masih ingat semuanya bahkan disaat kau sudah lupa pernah bercerita. Sering kau menyambutku dalam maya. Dan setelah ku ingat lagi, akhir-akhir ini itu hanya disaat kau butuh sesuatu. Tak lagi seperti dulu disaat kau masih sering berbagi cerita tanpa kuminta. Ya... dulu lebih baik walaupun sama saja aku tak terlihat.
Mereka bilang aku terlalu baik sehingga mudah tuk dimanfaatkan. Tapi aku tak yakin dirimu sejahat itu. Aku tahu kau baik meski sering tak bisa mengendalikan emosi. Aku percaya kau tak sejahat itu. Tetapi mungkin aku memang bodoh karena memercayaimu.
"Selalu baik sama aku yaaa..." ujarmu dulu.
Aku selalu berusaha untuk baik padamu, tetapi jangan kau coba berpikir untuk memanfaatkanku. Ya, aku masih yakin kau tak sejahat kata mereka.
1 comments
Mba Nap jangan sedih u,u
ReplyDeletemari berkicauuu...~